Kamis, 27 September 2012

PARADIGMA KEPERAWATAN KELUARGA


PARADIGMA KEPERAWATAN KELUARGA

Paradigma dan Paradigma Keperawatan
• Paradigma menurut Adam Smith adalah cara bagaimana kita memandang dunia.
• Menurut Ferguson paradigma adalah pola pikir dalam memahami dan menjelaskan aspek tertentu dari setiap kenyataan.
• Menurut Poerwanto paradigma adalah satu perangkat bantuan yang memiliki nilai tinggi dan sangat menentukan bagi penggunannya untuk dapat memiliki pola dan cara pandang dasar yang khas dalam melihat, memikirkan, memberi makna, menyikapi dan memilih tindakan mengenai sesuatu kenyataan atau fenomena kehidupan manusia.
Paradigma keperawatan merupakan suatu cara pandang dari profesi keperawatan untuk melihat suatu kondisi dan fenomena yang terkait secara langsung dengan aktifitas yang terjadi dalam suatu profesi tersebut.
Paradigma memiliki fungsi antara lain :
1. Menyikapi dan menyelesaikan berbagai persoalan yang melingkupi profesi keperawatan sebagai aspek pendidikan dan pelayanan kperawatan, praktik dan organisasi profesi.
2. membantu individu dan masyarakat untuk memahami dunia keperawatan kita dan membantu kita untuk memahami setiap fenomena yang terjadi disekitar kita.
A. Keperawatan
àKeperawatan menurut American Nurse Association (ANA) adalah diagnosis dan perlakuan pada respon manusia terhadap masalah kesehatan baik yang sifatnya aktual maupun potensial.
àKeperawatan menurut ICN adalah rumusan yang dibuat berdasarkan keputusan terhadap fenomena yang merupakan fokus dari intervensi keperawatan.
Keperawatan adalah salah satu bentuk pelayanan kesehatan, dituntut untuk lebih meningkatkan profesionalisme sehingga dapat mengimbangi kemajuan – kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan yang semakin maju pesat, dengan mengembangkan potensi yang sudah dimiliki untuk memenuhi tuntutan masyarakat yang semakain tinggi terhadap pelayanan keperawatan.

B. Teori yang Mendasari Paradigma keperawatan.
• Middle Range Nursing Theory
Perawatan merupakan bagian dari sistem pelayanan kesehatan dan salah satu faktor yang meemnuhi tercapainya pembangunan nasional, oleh karena itu tenaga keperawatan berada di tatanan pelayanan kesehatan terdepan dengan kontak pertama dan terlama dengan klien, yaitu selama 24jam perhari dan 7hari perminggu, maka perawat perlu mengetahui dan memahami tentang paradigma keperawatan, peran, fungsi dan tanggung jawab sebagai perawat profesional agar dapatamemberikan pelayanan keperawatan yang optimal dalam memberikan asuhan keperawata pada klien. Perawat harus selalu memperhatikan keadaan secara individual dari segi bio, psiko, sosial, spiritual dan cultural.


Dalam keperawatan kita mengenal empat komponen yang merupakan pola dasar dari teori – teori keperawatan. Empat komponen tersebut meliputi : manusia, lingkungan, kesehatan, dan keperawatan.
Manusia terus – menerus berinteraksi dengan lingkungannya dalam upaya mempertahankan kesehatannya.

A.     Konsep Manusia
Manusia sebagai bio,psiko,sosio,spiritual dan kultur mempunyai sejumlah kebutuhan yang harus dipenuhi bila gagal terjadi ketidakseimbangan maka muncul masalah kesehatan.
àKomponen biologi manusia mencakup keadaan jasmani, terpadu dalam system organ yang mempunyai fungsi masing – masing yang mengalami proses tumbuh kembang.
àKomponen psikologis manusia mempunyai unsur kepribadian:
Id ( aspek bio )
Ego ( aspek psikologi )
Super ego ( aspek social )
àKomponen social manusia berhubungan alam lingkungan sekitar, berhubungan dengan masyarakat yang mempunyai system dan nilai-nilai tertentu yang dapat mempengaruhi tingkah laku.
àKomponen spiritual manusia memiliki keyakinan terhadap kepercayan Tuhan YME dimana manusia menyembah dan sembahyang kepada Tuhan melalui agamanya masing-masing, dapat memberi rasa aman, bahagia, dan rasa berharga.
àKomponen kultur manusia meliputi adat istiadat dari setiap daerah.
          Karakteristik Manusia
         - Intelektual ( kecerdasan atau kemampuan adaptasi manusia terhadap hal – hal yang baru       atau pengalaman baru)
- Emosi
- Spiritual
- Social budaya
- Lingkungan
- Fisik

Cara Perawat Memandang Klien
Individu sebagai klien
Individu adalah anggota keluarga yang unik sebagai kesatuan utuh dari aspek biologi, psikologi, social, spiritual dan kultur. Peran perawat pada individu sebagai klien, pada dasarnya memenuhi KMD ( kebutuhan dasar manusia ).
Adapun kebutuhan dasar manusia adalah segala sesuatu yang diperlukan manusia untuk kelangsungan hidupnya.

Karakteristik umum kebutuhan dasar manusia:
1. Semua individu mempunyai kebutuhan dasar yang sama namun dipengaruhi oleh social budaya dimana dia hidup. Persepsi tentang kebutuhan berbeda – beda dipengaruh oleh pemngalaman belajar dan standar budaya.
2. Pemenuhan kebutuhan relative sangat tergantung pada prioritas tiap individu.
3. Kebutuhan dasar pada umumnya harus dipenuhi, beberapa kebutuhan dapat ditunda
4. bila individu gagal memenuhi kebutuhan maka akan terjadi ketidakseimbangan homeostatis dan dapat menyebabkan sakit.
5. Suatu kebutuhan dapat muncul oleh stimulasi internal dan eksternal
6. respon individu terhadap kebutuhan dan tak terpenuhinya keutuhan dapat berbeda.
7. Beberapa kebutuhan sebagian berhubungan jika beberapa kebutuhan tidak terpenuhi kebutuhan lain juga tidak terpenuhi.

Dalam cara memilih kebutuhan dan prioritas kebutuhan dipengaruhi pengalaman dan nilai budaya.katagori Kebutuhan Dasar ManusiaàA. Maslow(Hirarki Maslo
Keluarga sebagai klien
Keluarga merupakan sekelompok individu yang berhubungan erat secara trus menerus dan terjadi interaksi satu sama lain, baik secara perorangan maupun secara bersama – sama, di dalam lingkungannya sendiri atau masyarakat secara keseluruhan.


Ada beberapa alasan yang menyebabkan keluarga merupakan salah satu focus pelayanan keperawatan yaitu :
Pertama, keluarga adalah unit utama dalam masyarakat dan merupakan lembaga menyangkut kehidupan masyarakat.
Kedua , keluarga sebagai suatu kelompok dapat menimbulkan, mencegah, memperbaiki atau mengabaikan masalah kesehatan dalam kelompoknya sendiri.
Ketiga, masalah kesehatan dalam keluarga saling berkaitan penyakit pada salah satu anggota keluarga akan mempengaruhi seluruh keluarga tersebut.


Keempat, dalam merawat pasien sebagaiindividu, keluarga tetap berperan sebagai pengambil keputusan dalam perawatannya.
Kelima, keluarga merupakan perantara yang efektif dan mudah untuk berbagai usaha – usaha kesehatan masyarakat.

Masyarakat sebagai klien
Masyarakat adalah suatu pranata yang terbentuk karena interaksi anatara anusia dan budaya dalam lingkungannya, bersifat dinamis dan terdiri dari individu, keluarga,kelompo dan komunitas yang mempunyai tujuan dan norma sebagai system niai.

Konsep Holism Manusia
Suatu bentuk pendekatan yang digunakan perawat untuk memecahan masalah – masalah kesehatan dengan cara memerhatikan dan mempertimbangkan unsur – unsur biologis, psikologis, dan sosial

B.     Konsep Keperawatan
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanana profesional sebagai bagian integral pelayanan kesehatan berbentuk pelayanan biologi, psikologi, sosial, spiritual dan kultural secara komprehensif, ditujukan kepada individu, keluarga dan masyarakat sehat maupun sakit mencakup siklus hidup manusia.

Asuhan keperawatan diberikan karena adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan, serta kurang kemauan meuju kepada kemampuan melaksanakan kegiatan sehari – hari secara mandiri. Sebagai suatu profesi, keperawatan memiliki falsafah yang bertujuan mengarahkan kegiatan keperawatan yang dilakukan. Dalam hal ini, pertama, keperawatan menganut pandangan yang holistik terhadap manusia yaitu Ketuhanan Manusia sebagai makhluk bio – psiko – sosial – spiritual dan kultural. Kedua, kegiatan keperawatan dilakukan dengan pendekatan humanistik dalam arti menghargai dan menghormati martabat manusia memberi perhatian kepada klien serta menjunjung tinggi keadilan bagi semua manusia. Ketiga, keperawatan bersifat universal dalam arti tidak dibedakan atas ras, jenis kelamin, usia, warna kulit, etnik, agama, aliran politik dan status ekonomi sosial.
Keempat, keperawatan adalah bagian integral dari pelayanan kesehatan serta kelima, bahwa keperawatan menganggap klien sebagai partner aktif dalam arti perawat selalu bekerjasama dengan klien dalam memberikan asuhan keperawatan.
C.     Kosep kesehatan
Sehat menurut WHO adalah keadaan utuh secara fisik, jasmni, mental, dan sosial dan bukan hanya satu keadaan yang bebas penyakit cacat dan kelemahan.
Menurut UU No. 23/1992 sehat adalah keadaan sejahtera badan (jasmani), jiwa (rohani), dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
Jadi sehat adalah suatu keadaan yang dinamis dimana individu menyesuaikan diri dengan perubahan – perubahan lingkungan internal dan eksternal untuk memepertahankan keadaan kesehatannya. Adapun faktor lingkungan internal yang mempengaruhi adalah psikologis, dimensi intelektual dan spiritual dan proses penyakit. Faktor – faktor lingkungan eksternal adalah faktor – faktor yang berada diluar individu yang mungkin mempengaruhi kesehatan antara lain variabel lingkungan fisik, hubungan sosial dan ekonomi.
Ciri – ciri orang yang sehat adalah memiliki faktor internal dan eksternal yang seimbang
.
Faktor – faktor yang memepengaruhi status kesehatan antara lain

1. Politik yang mencakup keamanan, penekanan, dan penindasan.
2. Perilaku manusia mencakup kebutuhan, kebiasaan, dan adat istiadat.
3. Keturunan mencakup genetik, kecacatan, etnis, faktor resiko, dan ras.
4. Pelayanan kesehatan yang meliputi upaya promotif, preventif dan rehabilitatif.
5. Lingkungan yang meliputi tanah, udara dan air.
6. Sosial dan ekonomi meliputi pendidikan dan pekerjaan.

Sakit menurut Zaidin Ali adalah suatu keadaan yang mengganggu keseimbangan status kesehatan biologis (jasmani), psikologi (mental), sosial dan spiritual yang mengakibatkan gangguan fungsi tubuh, produktifitas dan kemandirian individu baik secara keseluruhan maupun sebagian.
Menurut kozie, kesakitan adalah perasaan tidak nyaman pada seseorang akibat penyakit sehingga mendorongnya untuk mencari bantuan.


Faktor – faktor yang dapat meningkatkan angka sesakitan adalah

1.      keturunan misal orang yang mempunyai riwayat keluarga pengidap Diabetes Melitus, mempunyai resiko tinggi terkena diabetes pula.
2. Usia
3. Kelahiran cacat atau kelainan kontenital resikonya meningkat pada wanita yang melahirkan diatas usia 35 tahun.
4. Fisiologi
5. Kehamilan meningkatkan resiko tinggi terkena penyakit pada ibu dan janin. Obesitas meningkatkan resiko penyakit jantung.
6. Gaya hidup
7. Merokok meningkatkan resiko kanker paru dsb.
8. Lingkungan

Salah satu ukuran yang dipakai untuk mengukur tingkat atau status kesaehatan adalah rentang sehat sakit. Rentang sehat sakit merupakan skala hipotesa yang berjenjang untuk mengukur keadaan seseorang. Tingkat sehat seseorang berada pada skala yang bersifat dinamis, individualis, dan tergantung pada faktor – faktor yang mempengaruhi kesehatan. Menurut model ini, keadaaan sehat selalu berubah secara konstan, dimana rentang sehat sakit berada diantara dua kutub yaitu sehat optimal dan kematian. Apabila status kesehatan kita bergerak kearah kematian kita berada dalam area sakit (illness area), tetapi apabila status kesehatan kita bergerak ke arah sehat maka kita berada dalam area sehat (wellness area).
D.  Konsep Lingkungan
Pengertian lingkungan
Lingkungan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah daerah ( kawasan dsb) yang termasuk didalamnya.
Lingkungan adalah faktor eksternal yang berpengaruh terhadap perkembangan menusia dan mencakup antara lain lingkungan sosial, status ekonomi dan kesehatan. Fokus ingkungan yaitu lingkungan fisik, psikologi, sosial,budaya dan spiritual.


Lingkungan dibagi 2 yaitu :
a. Lingkungan dalam terdiri dari:

- Lingkungan fisik (physical enviroment)
Merupakan lingkungan dasar/alami yan gberhubungan dengan ventilasi dan udara. Faktor tersebut mempunyai efek terhadap lingkungan fisik yang bersih yang selalu akan mempengaruhi pasien dimanapun dia berada didalam ruangan harus bebas dari debu, asap, bau-bauan.
Tempat tidur pasien harus bersih, ruangan hangat, udara bersih, tidak lembab, bebas dari bau-bauan. Lingkungan dibuat sedemikian rupa sehingga memudahkan perawatan baik bagi orang lain maupun dirinya sendiri. Luas, tinggi penempatan tempat tidur harus memberikan memberikan keleluasaan pasien untuk beraktifitas. Tempat tidur harus mendapatkan penerangan yang cukup, jauh dari kebisingan dan bau limbah. Posiis pasien ditempat tidur harus diatur sedemikian rupa supaya mendapat ventilasi.


-Lingkungan psikologi (psychologi enviroment)
F. Nightingale melihat bahwa kondisi lingkungan yang negatif dapat menyebabkan stress fsiik dan berpengaruh buruk terhadap emosi pasien. Oleh karena itu ditekankan kepada pasien menjaga rangsangan fisiknya. Mendapatkan sinar matahari, makanan yang menarik dan aktivitas manual dapat merangsanag semua faktor untuk membantu pasien dalam mempertahankan emosinya.
Komunikasi dengan p[asien dipandang dalam suatu konteks lingkungan secara menyeluruh, komunikasi jangan dilakukan secara terburu-buru atau terputus-putus. Komunikasi tentang pasien yang dilakukan dokter dan keluarganya sebaiknya dilakukan dilingkungan pasien dan kurang baik bila dilakukan diluar lingkungan pasien atau jauh dari pendengaran pasien. Tidak boleh memberikan harapan yang terlalu muluk, menasehati yang berlebihan tentang kondisi penyakitnya.
Selain itu membicarkan kondisi-kondisi lingkungna dimana dia berada atau cerita hal-hal yang menyenangkan dan para pengunjung yang baik dapat memberikan rasa nyaman.


-.Lingkungan sosial (social environment)
Observasi dari lingkungan sosial terutama huhbungan yang spesifik, kumpulan data-data yang spesifik dihubungkan dengan keadaan penyakit, sangat penting untuk pencegahan penyakit. Dengan demikian setiap perawat harus menggunakan kemampuan observasi dalam hubungan dengan kasus-kasus secara spesifik lebih dari sekedar data-data yang ditunjukkan pasien pada umumnya.
Seperti juga hubungan komuniti dengan lingkungan sosial dugaannya selalu dibicarakan dalam hubungna individu paien yaitu lingkungan pasien secara menyeluruh tidak hanya meliputi lingkungan rumah atau lingkungan rumah sakit tetapi juga keseluruhan komunitas yang berpengaruh terhadap lingkungan secara khusus


b. Lingkungan luar ( kultur, adat, struktur masyarakat, status sosial, udara, suara, pendidikan, pekerjaan dan sosial ekonomi budaya )

Hubungan Lingkungan dengan Kesehatan
Lingkungan dengan kesehatan sangat berpengaruh karena dengan cara terapi lingkungan dapat membantu perawat dalam menjaga pola pertahanan tubuh terhadap penyakit untuk meningkatkan pola interaksi yang sehat dengan klien.

Hubungan Lingkungan dengan Timbulnya Penyakit
Lingkungan dengan timbulnya penyakit yaitu apabila lingkungan kita kotor dan tidak bersih maka akan berpotensi sekali untuk terciptanya banyak penyakit – penyakit.


 Hubungan Keempat Komponen Paradigma Keperawatan
Lingkungan merupakan faktor yang mempengaruhi kesehatan dimana apabila lingkungan itu kotor maka kesehatan manusia akan terganggu sehingga manusia perlu merawat dirinya atau membutuhkan perawatan dari orang lain.keperawatan dengan lingkungan juga sangat berpengaruh dimana jika seseorang sedang rehabilitasi maka akan memerlukan lingkungan yang bersih


Tidak ada komentar:

Posting Komentar